Jantung Bocor pada Bayi Mungil Rafiski

Jantung Bocor pada Bayi Mungil Rafiski
R
|
afiski Alpahrezi
adalah bayi mungil asal Purwakarta
yang telah berjuang melawan kelainan jantung dan penyempitan
pembuluh darah serta daun sinrom sejak lahir.
Namun, karena kondisinya yang semakin buruk, ia harus dirujuk ke RS Jakarta.
Biaya
rumah sakit sangat besar sementara asuransi kesehatan belum bisa digunakan. Hal
itu membuat Beni iskandar (42), Ayahanda Rafiski,
membuat galang dana di Warta Sunda Onliné untuk memenuhi biaya pengobatan buah hatinya.
Sejak usia baru beberapa
minggu, Rafiski
sudah dicurigai memiliki kelainan jantung bawaan. Hal tersebut kemudian
dikonfirmasi oleh dokter saat usia Rafiski
menginjak dua taun.
Kelainan jantung tersebut berupa kebocoran jantung, dimana terdapat lubang
sebesar 72 milimeter pada dinding bilik dan dinding serambi jantung. Lubang ini
akan mengganggu tumbuh kembang Rafiski
kedepannya jika tidak segera diatasi.
Penyakit
jantung bocor adalah sebuah kelainan pada struktur jantung yang
dapat mengubah aliran normal darah melalui jantung. Jantung bocor merupakan kelainan
bawaan atau kongenital yang sudah ada sejak bayi lahir. Bayi
yang menderita kelainan ini akan memiliki lubang di sekat antar jantung bagian
atas atau bawah.
Pada kasus Rafiski, ia memiliki lubang di
bagian dinding bilik dan dinding serambi jantung. Kondisi tersebut membuat
aliran darah masuk ke sisi yang lain. Darah yang mengandung banyak oksigen
bercampur dengan darah yang kekurangan oksigen sehingga mengakibatkan beberapa
darah kaya oksigen dipompa ke paru-paru bukan ke tubuh. Jantung bocor yang
dideritanya menyebabkan Rafiski
kesulitan bernapas serta sering batuk-batuk. Kedua hal tersebut menjadi tanda-tanda dari
adanya kelainan jantung.
Jantung bocor dapat terjadi pada orang dewasa, namun
lebih banyak ditemukan kasusnya pada anak-anak atau balita. Penyebab jantung bocor pada bayi yang umum ditemukan
antara lain:
1. Faktor keturunan
merupakan salah satu penyebab jantung bocor yang paling sering ditemukan.
Seperti yang diketahui bahwa penyakit ini merupakan salah satu penyakit bawaan,
sehingga jika orang tua atau keluarga memiliki riwayat kelainan jantung, maka
peluang anak mengalami penyakit yang sama jauh lebih besar.
2. Terdapat kelainan
genetik pada anak, yang kemungkinan besar menyebabkan anak memiliki kelainan
jantung bawaan.
3. Ibu yang merokok
selama kehamilan dapat menyebabkan sang anak mengalami penyakit jantung bawaan,
termasuk jantung bocor.
Saat didiagnosa menderita kebocoran jantung, Rafiski harus segera dirawat di rumah sakit dengan peralatan yang lengkap. Rafiski sebelumnya harus mendapatkan rutin konsumsi
obat dan operasi jantung terlebih dahulu, apalagi dokter terlebih dahulu melakukan observasi yang dianjurkan pada usia 1-2 tahun.
Namun saat ini belum menjalani
terapi, kondisi Rafiski semakin memburuk karena terdapat cairan di paru-parunya. Rafiski harus dirujuk ke rumah sakit Harapan Kita Jakarta untuk menjalani perawatan lebih lanjut dengan
peralatan yang lebih lengkap.***